Jumat, 06 Mei 2016

Ironi Pemuda Indonesia

 Pemuda indonesia dulu tidak kenal internet tidak kenal teknologi tetapi mampu menggugah jiwa kepahlawanan dengan niat yang tulus dan akhlak yang baik. Pemuda indonesia kini telah kenal internet telah kenal teknologi tetapi hanya mampu menorehkan presatasi pada kertas belaka tanpa disertai niat yang tulus dan akhlak yang baik.
Lalu kemanakah niat dan akhlak pemuda indonesia dulu, kemana perginya mereka niat tulus mereka ? kemanakah perginya akhlak baik mereka ? kemanakah sifat luhur dan melindungi mereka ? kemanakah hai pemuda bangsa. Apakah dahulu kemerdekaan diraih dengan ucapan semata dan apakah sekarang kemerdekaan bisa diwujudkan dengan upacara semata ?
 
 
Ingatlah semboyan presiden sukarno, "beri aku 10 pemuda akan kuguncang dunia". Tapi saya yakin jika semboyan itu diikrarkan oleh presiden sukarno sekarang pasti berganti menjadi "beri aku seluruh pemuda indonesia, aku belum tentu yakin akan bisa mengguncang dunia". Semboyan tersebut menandakan keyakinan presiden sukarno akan kemampuan pemuda indonesia.
Dan masih ingatkah kau wahai pemuda tragedi rengasdengklok ? dimana para pemuda menculik para tokoh untuk mendesak segera di proklamasikan kemerdekaan indonesia. Saya menjadi teringat cerita tentang sebuah jam tangan yang masih berdetak yang ditemukan melekat pada mayat pejuang kemerdekaan, ini menandakan semangat para pahlawan dilandasi dengan ikhlas dan tulus serta disertai keyakinan pada agama terutama agama islam.
Tapi dengan berkembangnya teknologi akhlak para pemuda indonesia mulai bergeser, dari sebuah kata yaitu itu sudah wajar dilakukan oleh muda-mudi. Kata tersebutlah yang menjadi momok bagi para pemuda akibat tersebarnya teknologi dan terbukanya indonesia menerima kebudayaan asing yang sebenarnya banyak memberi pengaruh negatif.
Beberapa tragedi yang mencerminkan kemunduran akhlak pemuda indonesia yaitu kasus yang terjadi pada gadis cilik yuyun yang diperkosa oleh 14 orang dimana hampir semua dari mereka berusia muda, silahkan baca link ini. Selain itu fenomena coret menyoret anak SMA ketika kelulusan juga merupakan salah satu cerminan pemuda indonesia kini.
Lalu kemanakah rasa menjaga dan akhlak baik para pemuda ? Apakah rasa tersebut sudah terkubur bersama pemuda indonesia dulu ?

0 comments:

Posting Komentar